Supporting Evidences And Monitoring To Develop School-Based
Curriculum For Junior High School Mathematics In  Indonesia 
By : Marsigit
Meningkatkan tingkat intelektual rakyat dan memajukan
kesejahteraan umum sebagai  diamanatkan dalam
Pembukaan UUD 1945 selalu keprihatinan utama  Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1984, bukti menunjukkan bahwa
pendekatan ini dianggap tidak mampu untuk
memobilisasi sumber daya dan untuk memulai model untuk aplikasi nasional. Tampaknya
 yang gagal dari proyek untuk mempromosikan perubahan pendidikan
di Indonesia karena  kendala seperti: 
a)      kompleksitas lingkungan pendidikan
b)      pembatasan  anggaran
c)      kurangnya sumber daya pendidikan dan
fasilitas
d)     divergensi dari  konteks pendidikan seperti etnisitas, budaya geografi, dan nilai
e)      kurangnya guru '  pemahaman tentang teori-teori praktek
yang baik mengajar dan bagaimana untuk menerapkannya, dan 
f)       yang biasa-biasa saja mengembangkan
pendidikan berdasarkan sifat dari ilmu dasar  dan pendidikan, dan atau
berdasarkan kebutuhan untuk keterampilan bersaing di era global.
Saat ini studi (Herawati Susilo, 2003) pada matematika dan
ilmu  pendidikan
di Indonesia telah indikasi bahwa prestasi anak dalam mata pelajaran  matematika dan IPA
rendah, seperti ditunjukkan oleh hasil Meninggalkan Nasional  Pemeriksaan tahun ke
tahun baik di Sekolah Dasar dan Menengah. penguasaan anak pada  konsep matematika dan
keterampilan proses matematika masih rendah. dikarenakan ketidaksesuaian antara
tujuan pendidikan, kurikulum, dan sistem evaluasi yang dapat diidentifikasi dengan mengikuti: 
1)      Ujian Nasional
Meninggalkan menilai kemampuan anak-anak  kognitif saja
2)      Streaming di Sekolah Menengah mulai dari
kelas 3. ia berpendapat  bahwa pelaksanaan sistem
ini terlambat dan mempertimbangkan perbedaan individu  tidak tepat
3)      Sistem Masuk Universitas Pemeriksaan
dianggap memicu Guru Sekolah Dasar dan Menengah menerapkan berorientasi tujuan
daripada proses berorientasi dalam mengajar
Matematika dan Sains
4)      guru banyak yang masih
mengalami kesulitan dalam silabus menguraikan
5)      sejumlah topik
matematika dianggap sulit bagi guru untuk mengajar
6)      sejumlah besar
anak-anak mempertimbangkan beberapa matematika topik yang sulit dimengerti
7)     
guru menganggap bahwa mereka masih membutuhkan panduan untuk
melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses
sains. 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar