Sabtu, 19 Maret 2011

Teori Psikodimamika

a)        Teori Sigmund Freud
Freud mengembangkan suatu penjelasan tentang struktur kepribadian. Teorinya menyatakan bahwa kepribadian tersusun dari tiga komponen, yaitu: id, ego, dan superego. Id ada sejak lahir dan terdiri dari instink dan dorongan mendasar yang mencari kepuasan langsung, tanpa menghiraukan konsekuensinya. Unsur kedua dari struktur kepribadian adalah ego, yang mulai berkembang selama tahun pertama kehidupan. Ego terdiri dari proses mental, daya penalaran, dan pikiran sehat. Unsure ketiga adalah superego, yang berkembang dari puncak kedewasaan, identifikasi, masyarakat, dan model orangtua.
Menurut Freud salah satu cara orng mengurangi kegelisahan dan konflik adalah dengan menggunakan mekanisme pertahanan. Beberapa mekanisme pertahanan diri adalah:
a.    Respression (penekanan)-berkenaan dengan dorongan hati yang tidak pantas dengan mendesaknya ke dalam pikiran tidak sadar.
b.    Regression (kemunduran)-kembali ke bentuk-bentuk awal atau kembali pada tahap perkembangan sebelumnya, misalnya bentuk perilaku kekanak-kanakan.
c.    Sublimation-menggantikan perilaku yang tidak disukai atau yang tidak layak dengan perilaku yang diterima secara social.
d.   Displacement (penggantian)-mengubah emosi yang kuat dari sumber frustasi dan melepaskannya kepada obyek atau oaring lain.
e.    Reaction formation (pembentukan reaksi)-bertindak yang sepenuhnya berlawanan dengan perasaan untuk menyembunyikan perasaan yang lain.
Selain mekanisme pertahanan diri, Freud menekankan pentingnya masa kanak-kanak. Adapun tahapan perkembangan psikoseksual adalah:
a.    Tahap oral: adalah tahap pertama yang berlangasung pada 18 bulan pertama kehidupan, dimana pusat kenikmatan bayi ada disekitar mulut.
b.    Tahap anal: adalah tahap yang berlangsung antara usia 1-3 tahun, dimana kenikmatan terbesar pada anak meliputi lubang anus atau fungsi pengeluarannya.
c.    Tahap phalik: adalah tahap antara usia 3-6 tahun, dimana ada rasa menikmati afeksi dari orang tua yang berbeda jenis kelamin dengannya.
d.   Tahap laten ialah tahap antara umur 6 tahun dan masa pubertas, anak menekan minat terhadap seks dan mengembangkannya keketrampilan social dan intelektual.
e.    Tahap genital ialah antara pubertas dan seterusnya. Tahap ini adalah suatu masa kebangkitan seksual.


b)   Teori Erik Erikson
Teori ini sama seperti teori Freud, namun menambahkan dasr orientasi teori mengenai tahapan perkembangan psikososial, penekanan pada identitas, dan perluasan metodelogi.
1)    Tahapan Perkembangan Psikososial
Erikson memperluas teori dari Freud dengan mencoba meletakkan hubungan antara gejala psikis dan sisi edukatif, serta gejala masyarakat budaya dipihak lain. Berkenaan dengan tahapan perkembangan psikososial pada individu, ada dua hal dalam hal ini yaitu pertama, tiap individu melewati tahapan perkembangan social yang sama, namun budaya memiliki cara sendiri untuk mengarahkan individu disetiap tahap. Kedua budaya dapat berubah seiring dengan waktu, seperti kemajuan tekhnologi, urbanisasi, pendidikan dan lain-lain.
Ada delapan tahap perkembangan psikoseksual, yaitu:
a.    Kepercayaan vs ketidakpercayaan
b.    Otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu
c.    Inisiatif vs rasa bersalah
d.   Tekun vs rasa rendah diri
e.    Identitas vs kebingungan identitas
f.     Keakraban vs keterkucilan
g.    Bangkit vs tetap mandeg
h.    Keputusan vs keputusasaan
2)   Penekanan pada Identitas
Identitas merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi individu, sehingga secara sadar maupun tidak sadar individu tersebut selalu mencari identitas dirinya. Identitas merupakan pengertian anatara penerimaan dan pengertian untuk diri individu maupun untuk masyarakat.
3)   Perluasan Metode Psikoanalisis
Dalam mempelajari individu ada tiga metode baru, yaitu: observasi langsung, perbandingan cross-cultural, dan sejarah psikologis.
c)    Peran terhadap Perkembangan
Pengalaman masa kanak-kanak awal dan motivasi dibawah sadar dalam mempengaruhi perilaku dalam perkembangan individu. Selain itu perkembangan manusia menjadi delapan tahap dan individu memiliki tugas perkembangan psikososial yang perlu dikuasai dalam tiap tahap hidupnya.

Minggu, 06 Maret 2011

Teori Ethologi : Sosiobiologi oleh Karl Von Frisch



Teori ini ditegakkan berdasar penelitian cermat terhadap perilaku binatang dalam keadaan nyata. Pendirinya adalah Karl Von Frisch seorang pencinta binatang. Bertahun-tahun dia mengamati bercagai macam binatang dan mengamati perilakunya. Percobaan yang dilakukan pada sekelompok itik dan anak-anaknya adalah dasar yang digunakan untuk menyusun teori ini. Dia pisahkan dua kelompuk anak angsa, satu kelompok diasuh induknya dan satu kelompok dia asuh sendiri. Setelah beberapa bulan, kelompok anak angsa yang diasuhnya mengidentifikasi Karl sebagai induknya. Kemanapun karl pergi mereka mengikutinya. Suatu saat dipertemukan kelompok asuhannya dengan induk aslinya, ternyata kelompok yang diasuh menolak induk aslinya.
Garis besar teori ini menyatakan dapa dasarnya sumber perilaku sosial adalah gen. Ada insting dalam mahluk untuk mengembangkan perilakunya. Analogi yang dikemukakan adalah ”genes setting the stage, and society writing the play”. Teori ini memberikan dasar bagi pemahaman periode kritis perkembangan dan perilaku melekat pada anak segera dilahirkan  

Poerwanti,Endang & Nur Widodo.(2002).Perkembangan Peserta Didik.Malang:UMM.

Abraham Maslow : teori kepribadian Humanistik



A.      Dalam psikologi terdapat tiga revolusi yang mempengaruhi pemikiran personologis modern. Revolusi pertama adalah psikoanalisa, yang menghadirkan manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri dan konflik-konflik. Konsepsi manusia yang suram ini, sebagaimana telah kita ketahui, muncul dari kegiatan terapi dan studi atas individu-individu yang mengalami gangguan, di mana Freud dengan psikoanalisanya menekankan bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan tak sadar dan irrasioanal. Revolusi yang kedua behaviorisme, mencirikan manusia sebagai korban yang fleksibel, pasif, dan penurut terhadap stimulus lingkungan, atau sebagai bidak dari ketentuan lingkungan. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Skinner. Kemudian revolusi ketiga, Psikologi Humanistik ini adalah sebuah “gerakan” yang muncul dengan menampilkan gambaran manusia yang berbeda dengan gambaran manusia dari psikoanalisis maupun behaviorisme, yakni gambaran manusia sebagai makhluk yang bebas dan bermartabat serta selalu bergerak ke arah pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya apabila lingkungan memungkinkan.
Sebagaimana telah kita ketahui, yang menjadi pemimpin atau bapak spiritual dari psikologi humanistik itu adalah Abraham Maslow. Dalam bab ini Maslow, dengan beberapa gagasan utama, akan dihadirkan sebagai reprpresentasi dari teori kepribadian humanistic.
Abraham Maslow adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam Psikologi Humanistik. Dilahirkan dalam keluarga Yahudi Ortodok di New York, ia memperoleh gelar Ph.D dalam Psikologi dari Columbia University di tahun 1934.
B.      Eksistensialisme dan Psikologi Humanistik
Istilah Psikologi Humanistik diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama dibawah kepemimpinan Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisa dan behaviorisme. Konsep penting lainnya dalam yang diambil oleh psikologi humanistik dari eksistesial itu sendiri adalah konsep kemenjadian (becoming). Menurut konsep ini, manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu dari sebelumnya.
Eksistensial menekankan tentang kesadaran manusia, perasaan subyektif, dan pengalaman personal  yang berkaitan dengan keberadaan individu dalam dunia bersama individu-individu lainnya. Para eksistensialis dan para ahli psikologi yang berorientasi kepada humanistik sama-sama memperhatikan pengalaman subyektif sebagai fenomena yang utama dalam studi tentang tingkah laku manusia. Menurutnya, keterangan teoritis dan tingkah laku yang nampak adalah sekunder daripada pengalaman subyektif.   
C.      Ajaran-ajaran Dasar Psikologi Humanistik
Karena dalam pembahasan ini mengenai teori kepribadian Maslow, maka ajaran-ajaran dasar yang akan kita bahas sebagian besar berasal dari Maslow.
1.      Individu sebagai keseluruhan yang integral
Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah ajarannya bahwa manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan integral,khas, dan terorganisasi. Maslow merasa bahwa para ahli psikologi di masa lalu maupun masa sekarang terlalu banyak membuang waktu untuk menganalisa kejadian-kejadian (tingkah laku) secara terpisah dan mengabaikan aspek-aspek dasar dari pribadi yang menyeluruh. Dalam teori Maslow dengan prinsip holoistiknya itu, motivasi mempengaruhi individu secara keseluruhan, bukan secara bagian.
2.      Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan
Para jurubicara psikologi humanistik mengingatkan tentang adanya perbedaan yang mendasar antara tingkah laku manusia dengan tingkah laku hewan. Bagi mereka, manusia lebiah dari sekedar hewan. Ini bertentangan dengan behaviorisme yang mengandalakan penyelidikan tingkah laku hewan dalam upaya memahami tingkah laku manusia. Selanjutnya, maslow menjelaskan bahwa penyelidikan dengan hewan tidak relevan bagi upaya memahami tingkah laku manusia karena hal itu mengabaikan ciri khas manusia seperti adanya gagasan-gagasan, nilai-nilai, rasa malu, cinta, semangat, humor, rasa seni, kecemburuan, dan sebagainya. Yang usia, dan hanya manusialah yang patut dijadikan subyek pemahaman tingkah laku manusia.
3.      Pembawaan baik manusia
Psikologi humanistic memiliki anggapan, bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik, atau tepatnya netral. Menurut perspektif humanistic, kekuatan jahat atau merusak yang ada pada diri manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk dan bukan merupakan bawaan.
4.      Potensi kreatif manusia
Pengutamaan kreatifitas manusia merupakan salah satu prinsip penting dalam psikologi humanistic. Menurut Maslow, sejumlah orang tertentu dari yang ditelitinya itu terdapat satu cirri umum, yaitu kreatif. Dari situ Maslow menyimpulkan bahwa potensi kreatif merupakan potensi umum pada manusia. Tetapi kebnyakan orang kehilangan kreatifitasnya yang menjadikan mereka “tak berbudaya”. Penyebabnya terutama adalah hambatan lingkungan. Walaupun begitu menurut Maslow jika setiap oaring memiliki kesempatan atau menghuni lingkungan yang menunjang, setiap orang akan mampu mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya.
5.      Penekanan pada kesehatan psikologis
Maslow secara konsisten beranggapn bahwa tidak ada satupun pendekatan psikologis yang mempelajari manusia dengan bertumpu pada fungsi-fungsi manusia berikut cara dan tujuan hidupnya yang sehat. Psikologi humanistic memandang self-fulfillment sebagai tema yang utama dalam hidup manusia, suatu tema tidak akan ditemukan pada teori-teori lain yang berlandaskan studi atas individu-individu yang mengalami gangguan.

D.     TEORI KEBUTUHAN BERTINGKAT
Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan yang pada manusia adalah merupakan bawaan, tersusun menurut tingkatan. Oleh Maslow kebutuhan  manusia yang tersusun bertingkat itu dirnci kedalam lima tingkat kebutuhan, yakni:
1.      Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis
Kebutuhan atas dasar fisiologis adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang paling nmendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis itu antara lain kebutuhan akan makanan, air, oksigen, aktif, istirahat, keseimbangan temperature, seks, dan kebutuhan akan stimulasi sensoris
2.      Kebutuhan akan rasa aman
Apabila kebutuhan fisiologis telah terpuaskan, maka dalam diri individu akan muncul satu kebutuhan yang dominan dan menuntut pemuasan, yakni kebutuhan akan rasa aman. Yang dimaksud dengan kebutuhan rasa aman ini adalah sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya.
3.      Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau emosional dengan individu lain, baik dengan sesama jenis dilingkungan keluarga atupun dilingkungan kelompok masyarakat.
4.      Kebutuhan akan rasa harga diri
Kebutuha yang keempat, yakni kebutuhan akan rasa harga diri, oleh Maslow dibagi kedalam dua bagian. Bagian pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri, dan bagian kedua adalah penghargaan dari orang lain.
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan untuk mengungkapakan diri atau aktualisasi diri merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini muncul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan dengan baik. Maslow menandai kebutuhan akan aktualisasi diri dengan sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya.
E.      MOTIF KEKURANGAN DAN MOTIF
Motif-motif kekurangan ini menurut Maslow, menjadi penentu yang mendesak bagi tingkah laku individu. Ia mengajukan lima kriteria atau cirri motif-motif kekurangan adalah sebagai berikut:
1.      Ketiadaan pemuasanya membuat sakit (dengan menggunakan lapar sebagai contoh, jika seseorang lapar tidak makan makanan, maka dia akan jatuh sakit).
2.      Adanya atau kehadiran pemuasnya mencegah penyakit sakit.
3.      Perbaikan atau pengadaan pemuasnya mencegah sakit.
4.      Dibawah kondisi memilih, pemenuhan motif kekurangan akan diutamakan.
5.      Motif-motif kekurangan tidak begitu dominan pada orang sehat.
Berbeda dengan motif kekurangan, motif-motif pertumbuhan adalah motif-motif yang mendorong individu untuk mengungkapkan potensinya. Dibawah ini adalah tabel motif-motif pertumbuhan dan bentuk-bentuk metapologi yang muncul.
Motif Pertumbuhan
Metapologi
-Kebenaran
-Kehilangan kepercayaan, sinisme, skeptisme
-Keindahan
-Kekasara, kehilangan rasa keindahan, kesuraman
-Keunikan
-Kehilangan rasa diri dan individualism
-Kesempurnaan
-Ketidakberdayaa, kekacauan, ketidakterkendalian
-Keadilan
-Ketidakadilan, egoisentrisme, sinisme
-Semangat
-Kehilangan semangat hidup
-Kebajikan
-Kebencian, kejijikan, pementingan diri sendiri
-Keederhanaan
-Keruwetan, kebingungan, kekalapan, kehilangan orientasi


F.       Penerapan Aktualisasi Diri sebagai Corak Hidup Ideal
Menurut teori kepribadian humanistic Maslow, pencapaian aktualisasi diri merupakan penggambaran yang optimis dari corak kehidupan ideal. Maslow sendiri menyebutkan syarat yang paling pertama dan utama bagi pencapaian aktualisasi diri terpuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan baik. Dilain pihak pengetahuan mengenai cirri-cirioarang yang self-actualized menurut Maslow, tetap memiliki arti penting, yakni patokan atau standar untuk mengukur kemajuan diri, sekaligus sebagai standar untuk perbaikan diri.
1.      Mengamati realitas secara efisien
2.      Penerimaan atau diri sendiri, oaring lain, dan kodrat
3.      Spontan, sederhana, dan wajar
4.      Terpusat pada masalah
5.      Pemisahan diri dan kebutuhan privasi
6.      Kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan
7.      Kesegaran dan apresiasi
8.      Pengalaman puncak atau pengalaman mistik
9.      Minat social
10.  Hubungan antar pribadi
11.  Berkarakter demokratis
12.  Perbedaan antara cara dan tujuan
13.  Rasa humor yang filosofis
14.  Kreatifitas
15.  Penolakan enkulturasi

Koeswara.(1991).Teori Kepribadian.Bandung:Eresco.