Senin, 19 September 2011

review 6



Promoting Student Thinking on the Concept of Least Common Multiple (LCM) Through Realistic Approach in the 4th Grade of Primary Mathematics Teaching

By : Marsigit



Berdasarkan keputusan menteri no 22, 23, 24 tahun 2006, Pemerintah menerapkan kurikulum baru untuk pendidikan dasar dan menengah yang disebut KTSP “Kurikulum Berbasis Sekolah”. Kurikulum ini menggabungkan 2 paradigma, yaitu kompetensi siswa dan proses belajar siswa. Kompetensi dasar adalah batas minimum yang harus dilakukan oleh siswa yang meliputi afektif, kognitif, dan psikomotor kompetensi. Dalam standar nasional untuk kurikulum berbasis matematika untuk sekolah dasar memiliki fungsi untuk mendorong siswa berpikir logis analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan mampu berkolaborasi dengan orang lain. Kurikulim matematika mempunyai tujuan khusus sebagai berikut:

1. Untuk memahami konsep matematika, menjelaskan hubungan mereka dan menerapkannya untuk memecahkan masalah secara akurat dan efisien

2. Untuk mengembangkan keterampilan berfikir, mempelajari pola karakteristik matematika, memanipulasi, menjelaskan bukti, menjelaskan ide-ide dan proporsi matematika

3. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang mencangkup memahami, menguraikan model matematika, memecahkan dan memperkirakan hasil

4. Mengkomunikasikan ide-ide matematika dengan mengunakan simbol, tabel, diagram, dan media lainya

5. Untuk mengembangkan apresiasi dari penggunaan matematika kehidupan, keingintahuan, pertimbangan, kemauan belajar dan percaya diri

Menurut Isoda, M. (2006), diuraikan bahwa pemikiran matematika adalah ide-ide terbuka, dengan demikian, sangat sulit untuk membahas pengembangan tanpa memiliki jendela untuk mendiskusikan. Ketika kita fokus pada setiap pelajaran dengan mudah kita fokus pada pengetahuan khusus dan keterampilan (Understanding), dan mudah lupa untuk mengembangkan Sikap, Berpikir Matematika dan Keterwakilan. Bentuk RME sekarang sebagian besar ditentukan oleh Freudenthal Pandangan pada matematika (Freudenthal, 1991). Dua poin penting tentang pandangan yang matematika harus dihubungkan ke realitas dan matematika sebagai aktivitas manusia. Pertama, matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan setiap situasi kehidupan sehari-hari. Namun 'realistis' kata merujuk bukan hanya untuk koneksi dengan dunia nyata, tetapi juga merujuk pada situasi masalah yang nyata dalam pikiran siswa (Zulkardi, 2006). Untuk masalah yang harus disampaikan kepada siswa ini berarti bahwa konteks bisa menjadi dunia nyata-tapi ini tidak selalu diperlukan. De Lange (1996) menyatakan bahwa situasi masalah juga dapat dilihat sebagai aplikasi atau pemodelan. Kedua, gagasan matematika sebagai aktivitas manusia yang ditekankan. Pendidikan Matematika diselenggarakan sebagai proses reinvention dimana siswa dapat mengalami proses yang sama dibandingkan dengan proses yang diciptakan matematika.

Tidak ada komentar: