Jumat, 18 Januari 2013

Sifat filsafat



Filsafat merupakan sebuah ilmu tua, tidak sembarang orang dapat mempelajari filsafat harus dilakukan oleh yang profesional. jika yang berfilsafat orang awam mungkin dalam berfilsafat tidak tersusun dengan baik bahkan mungkin ada yang tidak berhubungan sama sekali. filsafat juga sangat perduli terhadap ruang, waktu, dimensi, aturan dan komitmen. karena dalam berfilsafat semua hal tersebut pasti digunakan. filsafat juga halus lembut, kelembutanya melebihi udara jika dibayangkan sama seperti waktu kita melihat bulan. filsafat juga sangat menghargai tata krama, karena dalam berfilsafat sudah ada aturan yang berlaku jadi tidak semua orang dapat berfilsafat dengan baik dan benar. filsafat juga sangat sopan santun terhadap ruang dan waktu.
filsafat juga merupakan olah pikir, setiap olah pikir manusia pasti berbeda. olah pikir masing-masing yang telah mempelajari pikiran para filsuf. di indonesia dalam berfilsafat menetapkan hati sebagai komandan karena pikiran manusia bersifat terbatas. setinggi-tinggi pikiran manusia tidak akan mampu mengungkap misteri yang ada. maka dari itulah hati sebagai komandan dalam berfilsafat. tapi di luar negeri tidak demikian. mereka mencoba membuktikan keberadaan tuhan. tapi bagi orang indonesia tuhan tidak perlu dicari tetapi percaya ada itulah disebut keyakinan. mungkin ada beberapa orang akan beranggapan jika hati menggambil komandan akan menghambat dalam berpikir keyakinan akan membatasi pikiran, tapi jangan berpikiran seperti itu. anggalpah hati menjadi rambu-rambu dalam berpikir. sehingga dalam berfilsafat kita harus selalu kembali kepada keyakinan kita. filsafat juga dapat diletakan didepan apapun, karena filsafat mempelajari ada dan yang mungkin ada. segala sesuatu yang mempunyai awal dan akhir. filsafat juga ada pada dirimu sendiri. jadi tidak ada orang yang mampu lari dari filsafat.
Banyak orang menyamakan antara berfilsafat dan berpikir ilmiah. filsafat itu berfikir secara reflektif, sedangkan berfikir ilmiah belum tentu reflektif. seperti matematikawan itu belum tentu reflektif, karena jika diberfikir filsafat itu juga berfikir ilmiah. kegunan dalam berfilsafat adalah supaya pengalaman kita difikirkan. Apakah bisa kita berfikir tanpa pengalaman? Bisa misalnya dalam matematika. Contoh semuanya takut dengan harimau, tetapi kita belum pernah merasakan diterkam oleh harimau. pikiran dibentuk menjadi pengalaman, pengalaman direfleksikan dalam fikiran itulah namanya interaksi / menterjemahkan.

Tidak ada komentar: