Senin, 21 Januari 2013

Elegi Menangkap Pedagang Bangsa

Oleh Marsigit

Pedagang Plecit:
Wahai tuan, aku punya barang made in bangsaku Apakah tuan dari luar negeri? Silahkan beli barangku ini. Yang penting aku laku jualanku. Jika anda kurang tertarik dengan label made in bangsaku silahkan anda ganti dengan label made in Japan, China atau sembaranglah. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting jualanku laku.



Pedagang Hasil Bumi:
Wahai tuan, aku punya banyak hasil bumi dari Negeriku. Apakah tuan dari luar negeri? Silahkan beli barangku ini. Yang penting aku laku jualanku. Jika anda kurang bergengsi beli dari Indonesia silahkan anda beli barangku ini dari calo di Singapore. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting jualanku laku.

Pedagang Hasil Laut:
Wahai tuan, aku punya banyak tangkapan ikan laut. Apakah tuan dari luar negeri? Silahkan beli ikanku ini. Ikanku ini baik-baik tuan. Jika anda kurang bergengsi beli dari negaraku silahkan anda beli ikanku ini yang aku titipkan pada kapal-kapal nelayan dari Jepang. Jika engkau merasa belum mendapatkan untung yang banyak, maka anda bisa mengambil tenaga kerja dari negaraku. Jika engkau khawatir karena harus membayar murah tenaga bangsaku, katakan saja mereka sedang mengikuti pelatihan bagi programmu, sehingga layak dibayar seperempatnya. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting kan aku untung.

Pedagang Mobil dan Barang-barang Elektronik:
Wahai tuan, aku punya banyak konsumen mobil di negeriku. Apakah tuan dari Jepang? Silahkan anda berjualan mobil dan barang-barang elektronik di sini. Anda tak perlu membangun pabrik mobil di sisni. Yang penting aku dapat proyek pengadaan mobil dan barang-barang elektronik di sini. Dan bagi anda yang penting kan mobil dan barang-barang elektronik anda laku keras di sini. Lagi pula kelihatannya petinggi-petinggi bangsaku itu juga gemar mobil-mobil mewah. Tak perlu alih teknologi tethek bengek. Anda untung tetapi yang penting aku juga untung. Jika pabrik anda beresiko di sini ya boleh pindah saja ke Malaysia atau Thailand. Mengenai tenaga kerja, gampang saja. Nanti akan aku kirim tenaga kerja yang banyak. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting kan aku untung.

Pedagang Aset:
Wahai tuan, aku punya banyak aset di sini. Apakah tuan dari luar negeri? Mumpung aku jadi pejabat penentu kebijakan, dari pada susah-susah merawat aset, lebih baik aku jual saja kapadamu. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting kan aku untung.

Pedagang Tenaga Kerja:
Wahai tuan, aku punya banyak tenaga kerja. Apakah anda dari luar negeri? Anda mau tenaga kerja berapa? Jangan terlalu pusing memikir hak-hak tenaga kerja atau hak azasi manusia. Buat saja tenaga kerja itu tidak mengerti akan haknya, beres. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting kan aku untung.

Pedagang Jasa Pendidikan:
Wahai tuan, aku punya banyak proyek di sini. Apakah anda dari luar negeri? Prinsip apa yang tuan kehendaki dan bisa dijadikan proyek di sini? Bangsaku mempunyai banyak sekali kelemahan. Kelemahan bangsaku itu tergantung apa maumu. Maka tunjukkan kegiatan mana yang bisa diproyekkan di sini, maka akan aku perjuangkan mati-matian, tak peduli bagaimana jadinya bangsaku itu. Mumpung bangsaku belum banyak mengerti, bergegaslah bekerjasama dengan diriku. Mumpung aku menduduki jabatan penting, maka ide atau usul-usulmu akan aku perjuangkan menjadi legal formal di dalam bangsaku. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting kan aku untung.

Pedagang Jasa Moral:

Wahai tuan, aku punya banyak sekali nasabah yang akan pergi jiarah ke tempat anda? Apakah anda dari luar negeri? Berikan aku rekomendasi agar aku bisa mengurus proyek besar ini, maka akan aku perjuangkan mati-matian kepentinganmu itu. Selama ini kan aku sudah menghabiskan banyak waktuku untuk berdoa, maka tiba saatnyalah aku harus memperoleh keuntungan yang banyak. Mana tahan, orang di suruh berdoa terus. Melihat gemerlapannya harta benda, aku ingin juga memilikinya. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting kan aku untung.

Pedagang Hiburan:
Wahai tuan, aku tertarik dengan hiburanmu. Apakah tuan dari luar negeri? Tetapi maaf, aku tertarik bukan karena hiburanmu yang lucu, indah atau mendidik. Menurut penelitianku, aku harus tertarik dengan hiburanmu dikarenakan hiburanmu itu laku keras di negaraku. Masih menurut penelitianku, bangsaku sekarang tergila-gila dengan hiburanmu dikarenakan bangsaku sekarang sudah mempunyai sifat-sifat mirip dengan dirimu. Masih menurut penelitianku, bangsaku itu sekarang mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan dirimu dikarenakan engkau adalah produsen sedangkan bangsaku adalah konsumen. Masih menurut penelitianku, bangsaku yang konsumen sangat dekat dengan dirimu yang produsen dikarenakan faktor perkembangan teknologi dan ICT serta keberhasilanmu mempromosikan hidup instant. Maka berapapun harga hiburanmu itu, maka akan aku bayar, karena aku tentu akan menghasilkan berapapun yang aku suka dari bangsaku menikmati hiburanmu itu. Yang penting aku untung.

Pedagang Standard:
Wahai tuan, aku tertarik dengan standard mu. Apakah engkau dari luar negeri? Jika demikian, berdasarkan pengamatanku, maka bagi bangsaku, engkaulah manusia paling tampan dan cerdas di dunia. Tidaklah harus dirimu, maka asal engkau katakan bahwa dirimu itu berasal dari luar negeri, maka serta merta rakyat bangsaku menganggap dirimu manusia paling tampan dan paling cerdas. Aku melihat potensi keuntungan besar jika engkau mau bekerjasama dengan diriku. Lihatlah dimana-mana sedang digalakkan sekolah standar internasional. Sekolah-sekolah dipelosokpun berlomba-lomba membeli ISO berapapun harganya. Tunjuk saja aku sebagai agen dan distributor standard-standardmu, maka tentulah aku dapat menjual sangat mahal bagi bangsaku. Tidak hanya itu, engkau dan aku bahkan bisa membuat gurita transinternasional untuk menghisap potensi bangsaku melalui slogan standarmu. Mumpung bagsaku sedang mabuk dan gandrung standard, maka bergegaslah bekerjasama dengan diriku. Jika engkau tidak mau bekerjasama dengan diriku dikarenakan engkau melihat diriku yang kurang berpotensi, maka silahkan aku engkau jadikan apapun aku bersedia. Engkau langsung hisap dari kantormu di negerimu, aku menjadi tukang pencatat juga bersedia. Yang penting aku memperoleh untung.

Pedagang Ide:
Wahai bangsaku, aku tahu maumu. Seleramu adalah segala ide dari luar negeri. Sebaik apapun kalau itu masih dari dalam negeri maka tetap sajalah kurang baik. Sejelek apapun kalau itu dari luar negeri maka cukup bergengsi. Maka ketahuilah bahwa aku itu adalah lulusan luar negeri. Maka aku itu cukup bergengsi bukan? Inilah ideku A, B, C, D..., Z. Ayo komentari, kok diam saja. Ya tentu komentari baik. Komentar baik saja dululah, nanti kalau sudah terbiasa kan lama-lama menjadi baik semuanya. Maka sebesar-besar keuntunganku adalah menjual ideku itu. Mengenai dampak dari ide-ideku itu? Tak pedulilah, yang penting kan aku memperoleh untung.

sumber :
http://powermathematics.blogspot.com/2009/12/elegi-menangkap-pedagang-bangsa.html

Tidak ada komentar: