segala sesuatunya itu berdimensi, mulai dari
merenungkan merenungkan itu psikologi berfikir atau berfilsafat. jika
dimensinya kita turunkan merenungkan itu dalam kehidupan sehari-hari itu
berkaca. berkaca itu dalam pengertian yang maya. kita turunkan lagi dimensinya
adalah bertinju.bertinju itu bentuk materialnya. ada bermain musik, aku
berjalan. kita naikkan dimensinya. naik turunnya dimensi itu adalah segala yg
ada dan yg mungkin ada, itulah sejarah filsafat. berbicara menulis itu
merenung.setinggi tinggi orang merenung dapat diartikan berfikir.kalo
dihorisontalkan maka ada merenung intensif dan ekstensif. hakekat cinta itu
sebagian tidak dapat kita rasakan. janganlah mentangmentang anda berfilsafat
maka anda juga mengutakatik masalah hati dengan berfikir, itu berbahaya. berdoa
itu juga merenung.kehebatan filsafat itu sudah menembus ruang dan waktu.
amarah itu yang ada dan yang mungkin ada itu
semuanya objek dalam berfikir. pertanyaannya apakah amarah sekaranga ada dalam
pikiranmu. karena kita profesional maka kiat akan mengatur ilmu amarah itu.
jangan pernah sekali menahan amarah ke dalam hati. kecuali marah karena tuhan,
wajib hukumnya.kalo amarah di dalam pikiran itu bagaimana menjelakannya maka
itu tergantung apa yang ada dalam fikirannya.marah itu masuk kedalam psikologi.
nah pada masyarakat awam marah itu bisa bertawuran.
apa unsur terpenting dari pendidikan karakter.
karakter diartikan sebagai dari siapa
untuk siapa. karakter setiap orang itu lain. karakter itu dapat dijeaskan
secara parsial.karakter itu dalam filsaafat adalah sifat yg melekat pada diri
objek. contohnya hijau adalah karakter dari daun krem tembok cepat kereta.
dalam filsafat,menjatuhkan karakter itu sama saja jatuhnya sebuah
bom.(aristoteles) anteseden. jangan memposisikan dirimu pasif, jadi jika engkau
menjatuhkan karaktermu, melemahkan potensimu. jadilah dirimu sendiri.
ketidakmauan menjatuhkan karakter itu adalah rasa syukur. unsur utama
menjatuhkan orang lain adalah kuasa. sebagian orang sering menjatuhkan
karakter. karakter itu awalnya adalah dari psikologi. karakter itu adalah sifat
dan perbuatan. kita harus mampu mengolah karakter. maka sebenarnya hidup ini
adalah karakter, yaitu sifat yang melekat padaobek. padahal sifat anyg mungkin
ada dan yang ada itu adalah subjek dan obek. sifat yang melekat kedalam
fikiranmu adalah pengetahuanmu. maka karakter itu segala sesuatu yang ada dan
yang mungkin ada.
kritisilah hati dengan pikiran, kemudian batasilah
pikiran anda dengan hatimu. karena pekerjaan hati itu membatasi. komponen itu ada fakta, ketahuialah bahwa
setiap fakta itu adalah potensi. proses sendiri adalah fakta dan potensi.
sebenar-benarnya hidup ini adalah jarak antara potensi dan fakta. potensi tidak
akan pernah sama dengan fakta. apalagi potensi dengan potensi. filsafat itu
peduli terhadap ruang waktu. matematika itu benar jika engkau fikirkan tetapi
sudah salah jika dia ucapkan. matematika itu benar jika konsisten, tapi
benarnya filsafat itu bukan masalah salah dan benar. hidup ini adalah sebuah
kontradiksi. hanya tuhan lah sebenar-benarnya yang mempunyai nama, orang itu
hanya untuk berusaha menggapai namanya.
spirituali berkata aku sedang menyaksikan hiruk
pikuk orang berlalu lalang,tidak lebih nya mereka adalah mayat-mayat hidup yg
berjalan.kenapa? karena melihat sebagian dari mereka itu tiadalah doa didalam
hati. menurut kaum spiritualis jika engkau semenitpun tidak berdoa maka engkau
seperti mayat hidup. jadikanlah doamu itu selalu kontinu dalam keadaan apapun.
berfilsafat itu pola pikir, deajatnya lebih rendah dari spiritualis.
seroang fisuf berkata aku sedang menyaksikan hiruk
pikuk orang berlalulalang, Cuma dari sebagian mereka itu tidak lebihnya sepeti
mayat-mayat yang hidup, karena sebagian dari mereka itu sebenarnya tidak
berfikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar