Filsafat
merupakan sebuah ilmu tua, tidak sembarang orang dapat mempelajari filsafat
harus dilakukan oleh yang profesional. jika yang berfilsafat orang awam mungkin
dalam berfilsafat tidak tersusun dengan baik bahkan mungkin ada yang tidak
berhubungan sama sekali. filsafat juga sangat perduli terhadap ruang, waktu,
dimensi, aturan dan komitmen. karena dalam berfilsafat semua hal tersebut pasti
digunakan. filsafat juga halus lembut, kelembutanya melebihi udara jika
dibayangkan sama seperti waktu kita melihat bulan. filsafat juga sangat
menghargai tata krama, karena dalam berfilsafat sudah ada aturan yang berlaku
jadi tidak semua orang dapat berfilsafat dengan baik dan benar. filsafat juga
sangat sopan santun terhadap ruang dan waktu.
filsafat
juga merupakan olah pikir, setiap olah pikir manusia pasti berbeda. olah pikir
masing-masing yang telah mempelajari pikiran para filsuf. di indonesia dalam
berfilsafat menetapkan hati sebagai komandan karena pikiran manusia bersifat
terbatas. setinggi-tinggi pikiran manusia tidak akan mampu mengungkap misteri
yang ada. maka dari itulah hati sebagai komandan dalam berfilsafat. tapi di
luar negeri tidak demikian. mereka mencoba membuktikan keberadaan tuhan. tapi
bagi orang indonesia tuhan tidak perlu dicari tetapi percaya ada itulah disebut
keyakinan. mungkin ada beberapa orang akan beranggapan jika hati menggambil
komandan akan menghambat dalam berpikir keyakinan akan membatasi pikiran, tapi
jangan berpikiran seperti itu. anggalpah hati menjadi rambu-rambu dalam
berpikir. sehingga dalam berfilsafat kita harus selalu kembali kepada keyakinan
kita. filsafat juga dapat diletakan didepan apapun, karena filsafat mempelajari
ada dan yang mungkin ada. segala sesuatu yang mempunyai awal dan akhir.
filsafat juga ada pada dirimu sendiri. jadi tidak ada orang yang mampu lari
dari filsafat.
Banyak
orang menyamakan antara berfilsafat dan berpikir ilmiah. filsafat itu berfikir
secara reflektif, sedangkan berfikir ilmiah belum tentu reflektif. seperti
matematikawan itu belum tentu reflektif, karena jika diberfikir filsafat itu
juga berfikir ilmiah. kegunan dalam berfilsafat adalah supaya pengalaman kita
difikirkan. Apakah
bisa kita berfikir tanpa pengalaman? Bisa
misalnya dalam matematika. Contoh
semuanya takut dengan harimau, tetapi kita belum pernah
merasakan diterkam oleh harimau. pikiran dibentuk menjadi pengalaman,
pengalaman direfleksikan dalam fikiran itulah namanya interaksi /
menterjemahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar