Oleh Marsigit
Pedagang Plecit:
Wahai tuan, aku punya barang made in bangsaku Apakah tuan dari luar
negeri? Silahkan beli barangku ini. Yang penting aku laku jualanku. Jika
anda kurang tertarik dengan label made in bangsaku silahkan anda ganti
dengan label made in Japan, China atau sembaranglah. Anda bisa melihat
kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling
cocok bagimu. Yang penting jualanku laku.
Pedagang Hasil Bumi:
Wahai tuan, aku punya banyak hasil bumi dari Negeriku. Apakah tuan dari
luar negeri? Silahkan beli barangku ini. Yang penting aku laku jualanku.
Jika anda kurang bergengsi beli dari Indonesia silahkan anda beli
barangku ini dari calo di Singapore. Anda bisa melihat kinerjaku, dan
akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu.
Yang penting jualanku laku.
Pedagang Hasil Laut:
Wahai tuan, aku punya banyak tangkapan ikan laut. Apakah tuan dari luar
negeri? Silahkan beli ikanku ini. Ikanku ini baik-baik tuan. Jika anda
kurang bergengsi beli dari negaraku silahkan anda beli ikanku ini yang
aku titipkan pada kapal-kapal nelayan dari Jepang. Jika engkau merasa
belum mendapatkan untung yang banyak, maka anda bisa mengambil tenaga
kerja dari negaraku. Jika engkau khawatir karena harus membayar murah
tenaga bangsaku, katakan saja mereka sedang mengikuti pelatihan bagi
programmu, sehingga layak dibayar seperempatnya. Anda bisa melihat
kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling
cocok bagimu. Yang penting kan aku untung.
Pedagang Mobil dan Barang-barang Elektronik:
Wahai tuan, aku punya banyak konsumen mobil di negeriku. Apakah tuan
dari Jepang? Silahkan anda berjualan mobil dan barang-barang elektronik
di sini. Anda tak perlu membangun pabrik mobil di sisni. Yang penting
aku dapat proyek pengadaan mobil dan barang-barang elektronik di sini.
Dan bagi anda yang penting kan mobil dan barang-barang elektronik anda
laku keras di sini. Lagi pula kelihatannya petinggi-petinggi bangsaku
itu juga gemar mobil-mobil mewah. Tak perlu alih teknologi tethek
bengek. Anda untung tetapi yang penting aku juga untung. Jika pabrik
anda beresiko di sini ya boleh pindah saja ke Malaysia atau Thailand.
Mengenai tenaga kerja, gampang saja. Nanti akan aku kirim tenaga kerja
yang banyak. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa
aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting kan aku
untung.
Pedagang Aset:
Wahai tuan, aku punya banyak aset di sini. Apakah tuan dari luar negeri?
Mumpung aku jadi pejabat penentu kebijakan, dari pada susah-susah
merawat aset, lebih baik aku jual saja kapadamu. Anda bisa melihat
kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang paling
cocok bagimu. Yang penting kan aku untung.
Pedagang Tenaga Kerja:
Wahai tuan, aku punya banyak tenaga kerja. Apakah anda dari luar negeri?
Anda mau tenaga kerja berapa? Jangan terlalu pusing memikir hak-hak
tenaga kerja atau hak azasi manusia. Buat saja tenaga kerja itu tidak
mengerti akan haknya, beres. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku
buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting
kan aku untung.
Pedagang Jasa Pendidikan:
Wahai tuan, aku punya banyak proyek di sini. Apakah anda dari luar
negeri? Prinsip apa yang tuan kehendaki dan bisa dijadikan proyek di
sini? Bangsaku mempunyai banyak sekali kelemahan. Kelemahan bangsaku itu
tergantung apa maumu. Maka tunjukkan kegiatan mana yang bisa
diproyekkan di sini, maka akan aku perjuangkan mati-matian, tak peduli
bagaimana jadinya bangsaku itu. Mumpung bangsaku belum banyak mengerti,
bergegaslah bekerjasama dengan diriku. Mumpung aku menduduki jabatan
penting, maka ide atau usul-usulmu akan aku perjuangkan menjadi legal
formal di dalam bangsaku. Anda bisa melihat kinerjaku, dan akan aku
buktikan bahwa aku adalah partner yang paling cocok bagimu. Yang penting
kan aku untung.
Pedagang Jasa Moral:
Wahai tuan, aku punya banyak sekali nasabah yang akan pergi jiarah ke
tempat anda? Apakah anda dari luar negeri? Berikan aku rekomendasi agar
aku bisa mengurus proyek besar ini, maka akan aku perjuangkan
mati-matian kepentinganmu itu. Selama ini kan aku sudah menghabiskan
banyak waktuku untuk berdoa, maka tiba saatnyalah aku harus memperoleh
keuntungan yang banyak. Mana tahan, orang di suruh berdoa terus. Melihat
gemerlapannya harta benda, aku ingin juga memilikinya. Anda bisa
melihat kinerjaku, dan akan aku buktikan bahwa aku adalah partner yang
paling cocok bagimu. Yang penting kan aku untung.
Pedagang Hiburan:
Wahai tuan, aku tertarik dengan hiburanmu. Apakah tuan dari luar negeri?
Tetapi maaf, aku tertarik bukan karena hiburanmu yang lucu, indah atau
mendidik. Menurut penelitianku, aku harus tertarik dengan hiburanmu
dikarenakan hiburanmu itu laku keras di negaraku. Masih menurut
penelitianku, bangsaku sekarang tergila-gila dengan hiburanmu
dikarenakan bangsaku sekarang sudah mempunyai sifat-sifat mirip dengan
dirimu. Masih menurut penelitianku, bangsaku itu sekarang mempunyai
sifat-sifat yang mirip dengan dirimu dikarenakan engkau adalah produsen
sedangkan bangsaku adalah konsumen. Masih menurut penelitianku, bangsaku
yang konsumen sangat dekat dengan dirimu yang produsen dikarenakan
faktor perkembangan teknologi dan ICT serta keberhasilanmu mempromosikan
hidup instant. Maka berapapun harga hiburanmu itu, maka akan aku bayar,
karena aku tentu akan menghasilkan berapapun yang aku suka dari
bangsaku menikmati hiburanmu itu. Yang penting aku untung.
Pedagang Standard:
Wahai tuan, aku tertarik dengan standard mu. Apakah engkau dari luar
negeri? Jika demikian, berdasarkan pengamatanku, maka bagi bangsaku,
engkaulah manusia paling tampan dan cerdas di dunia. Tidaklah harus
dirimu, maka asal engkau katakan bahwa dirimu itu berasal dari luar
negeri, maka serta merta rakyat bangsaku menganggap dirimu manusia
paling tampan dan paling cerdas. Aku melihat potensi keuntungan besar
jika engkau mau bekerjasama dengan diriku. Lihatlah dimana-mana sedang
digalakkan sekolah standar internasional. Sekolah-sekolah dipelosokpun
berlomba-lomba membeli ISO berapapun harganya. Tunjuk saja aku sebagai
agen dan distributor standard-standardmu, maka tentulah aku dapat
menjual sangat mahal bagi bangsaku. Tidak hanya itu, engkau dan aku
bahkan bisa membuat gurita transinternasional untuk menghisap potensi
bangsaku melalui slogan standarmu. Mumpung bagsaku sedang mabuk dan
gandrung standard, maka bergegaslah bekerjasama dengan diriku. Jika
engkau tidak mau bekerjasama dengan diriku dikarenakan engkau melihat
diriku yang kurang berpotensi, maka silahkan aku engkau jadikan apapun
aku bersedia. Engkau langsung hisap dari kantormu di negerimu, aku
menjadi tukang pencatat juga bersedia. Yang penting aku memperoleh
untung.
Pedagang Ide:
Wahai bangsaku, aku tahu maumu. Seleramu adalah segala ide dari luar
negeri. Sebaik apapun kalau itu masih dari dalam negeri maka tetap
sajalah kurang baik. Sejelek apapun kalau itu dari luar negeri maka
cukup bergengsi. Maka ketahuilah bahwa aku itu adalah lulusan luar
negeri. Maka aku itu cukup bergengsi bukan? Inilah ideku A, B, C, D...,
Z. Ayo komentari, kok diam saja. Ya tentu komentari baik. Komentar baik
saja dululah, nanti kalau sudah terbiasa kan lama-lama menjadi baik
semuanya. Maka sebesar-besar keuntunganku adalah menjual ideku itu.
Mengenai dampak dari ide-ideku itu? Tak pedulilah, yang penting kan aku
memperoleh untung.
sumber :
http://powermathematics.blogspot.com/2009/12/elegi-menangkap-pedagang-bangsa.html
PURWOKO BLOG
Senin, 21 Januari 2013
Jumat, 18 Januari 2013
Pengertian Dualisme dalam Aliran Filsafat
Dualisme adalah konsep filsafat yang
menyatakan ada dua substansi. Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan
raga, dualisme mengklaim bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik.
Dualisme (dualism) berasal dari kata
Latin yaitu duo (dua). Dualisme
adalah ajaran yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang
berlainan dan bertolak belakang. Dualisme bertentangan dengan berbagai jenis monisme,
termasuk fisikalisme
dan fenomenalisme. Substansi
dualisme bertentangan dengan semua jenis materialisme,
tetapi dualisme properti dapat dianggap sejenis materilasme emergent
sehingga akan hanya bertentangan dengan materialisme non-emergent.
sehingga masing-masing substansi bersifat unik dan tidak dapat direduksi,
misalnya substansi adi kodrati dengan kodrati, Tuhan dengan alam semesta, roh
dengan materi, jiwa dengan badan dll. Ada pula yang mengatakan bahwa dualisme
adalah ajaran yang menggabungkan antara idealisme dan materialisme, dengan
mengatakan bahwa alam wujud ini terdiri dari dua hakikat sebagai sumber yaitu
hakikat materi dan ruhani. Dapat dikatakan pula bahwa dualisme adalah paham
yang memiliki ajaran bahwa segala sesuatu yang ada, bersumber dari dua hakikat
atau substansi yang berdiri sendiri-sendiri.
Orang yang
pertama kali menggunakan konsep dualisme adalah Thomas Hyde (1700), yang mengungkapkan bahwa antara zat dan
kesadaran (pikiran) yang berbeda secara subtantif. Jadi adanya segala sesuatu
terdiri dari dua hal yaitu zat dan pikiran. Yang termasuk dalam aliran ini
adalah Plato (427-347 SM), yang mengatakan bahwa dunia lahir adalah dunia
pengalaman yang selalu berubah-ubah dan berwarna-warni. Semua itu adalah
bayangan dari dunia idea. Sebagai bayangan, hakikatnya hanya tiruan dari yang
asli yaitu idea. Karenanya maka dunia ini berubah-ubah dan bermacam-macam sebab
hanyalah merupakan tiruan yang tidak sempurna dari idea yang sifatnya bagi
dunia pengalaman. Barang-barang yang ada di dunia ini semua ada contohnya yang
ideal di dunia idea sana (dunia idea). Lebih lanjut Plato mengakui adanya dua
substansi yang masing-masing mandiri dan tidak saling bergantung yakni dunia
yang dapat diindera dan dunia yang dapat dimengerti, dunia tipe kedua adalah
dunia idea yang bersifat kekal dan hanya ada satu. Sedang dunia tipe pertama
adalah dunia nyata yang selalu berubah dan tak sempurna. Apa yang dikatakan
Plato dapat dimengerti seperti yang dibahasakan oleh Surajiyo (2005), bahwa dia
membedakan antara dunia indera (dunia bayang-bayang) dan dunia ide (dunia yang
terbuka bagi rasio manusia). Rene Descartes (1596-1650 M) seorang filsuf
Prancis, mengatakan bahwa pembeda antara dua substansi yaitu substansi pikiran
dan substansi luasan (badan). Jiwa dan badan merupakan dua sebstansi terpisah
meskipun didalam diri manusia mereka berhubungan sangat erat. Dapat dimengerti
bahwa dia membedakan antara substansi pikiran dan substansi keluasan (badan).
Maka menurutnya yang bersifat nyata adalah pikiran. Sebab dengan berpikirlah
maka sesuatu lantas ada, cogito ergo sum!
(saya berpikir maka saya ada). Leibniz (1646-1716) yang membedakan antara
dunia yang sesungguhnya dan dunia yang mungkin. Immanuel Kant (1724-1804) yang
membedakan antara dunia gejala (fenomena) dan dunia hakiki (noumena).
sumber bacaan :
Menggapai Ikhlas
Ikhlas menurut
bahasa adalah tulus hati, membersihkan hati dan memurnikan niat. Sedangkan
menurut istilah berarti mengerjakan amal ibadah dengan niat hanya kepada Allah
untuk memperoleh ridha-Nya. Pengertian lain adalah mentauhidkan dan
mengkhususkan Allah sebagai tujuan dalam berbuat taat kepada aturan-Nya. Melalui pemahaman tersebut, tersimpul bahwa
ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal. Cara
agar kita dapat mancapai rasa ikhlas adalah dengan mengosongkan pikiran dissat
kita sedang beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya memikirkan Allah, shalat
untuk Allah, zikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah.
Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah.
Filsafat merupakan tata cara dalam berpikir. Banyak
hal di dunia ini yang apabila dilakukan terdapat tata cara bagaimana melakukan
hal tersebut. Seperti dalam melakukan ibadah, tentu saja terdapat tuntunan atau tata cara
dalam melakukannya.
Begitu pula dalam berpikir, terdapat adab atau tata cara yang dapat dipelajari
dalam melakukan olah pikir. Jika kita mempelajari tata cara filsafat sama saja
dengan kita sedang berfilsafat.
Filsafat
sendiri mempunyai karakter ultima, yakni
puncak. Puncak berpikir, puncak keadaan, ataupun puncak urusan dunia. Walaupun
terdapat kendala dalam berfilsafat yakni berasal dari keadaan. Karena kehidupan
tidak akan lepas dari keadaan, karena
pentingnya keadaan maka dalam filsafat kehidupan dapat didefinisikan sebagai
keadaan. Sedangkan unsur dari keadaan adalah potensi dan fakta. Artinya dalam
menjalani kehidupan,
manusia mempunyai unsur keadaan
potensi dan fakta. Potensi merupakan suatu keinginan atau cita-cita yang ada
pada diri manusia. Sedangkan fakta merupakan hal yang sudah terjadi atau dialami oleh
manusia. Dalam mempelajari filsafat atau melakukan
filsafat hanya perlu dua macam bekal yaitu berpikir kritis (berlogika) dan pengalaman.
Dalam berfilsafat harus dimulai dari
pemikiran-pemikiran yang sepele, sehingga
dalam berfilsafat tidak perlu menunggu suatu kejadian yang besar. Tetapi letak filsafat bukan seperti karakternya ultima
(tertinggi), diatas filsafat masih ada yang lebih tinggi
lagi yakni spiritual. Maka metode berfilsafat pada hal tertentu sama dengan
metode spiritual dan juga menyangkut metode keilmuan serta menyangkut
metode-metode dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga metode yang digunakan untuk mempelajari filsafat adalah metode
kehidupan karena sesungguhnya filsafat sendiri adalah hidup. Metode hidup
adalah apa yang kita alami dari semenjak lahir sampai sekarang kita menghirup
nafas. Kita pernah menulis, membaca, berjalan, menjelaskan, bertanya, itu semua
adalah metode hidup yang pernah kita alami. objek filsafat adalah
segala yang ada dan yg mungkin ada. segala
yang mungkin ada segala sesuatu yang belum diketahui. Dan segala yang
ada adalah yang
sudah diketahui. sedangkan alat
yang dipakai untuk filsafat adalah bahasa tapi
tidak semua bahasa tetapi yang digunakan
bahasa analog. Analog itu tidak sekedar kiasan. Bisa juga bermakna sindiran.
Untuk mengetahui filsafat lebih kita perlu banyak
pertanyaan, sehingga dalam berfilsafat
adalah mengutarakan banyak pertanyaan. tetapi dalam
berfilsafat juga harus diimbangi dengan
spiritual. Setinggi-tinggi
ilmu, secanggih eknologimu jangan
sampai meninggalkan spiritual. jika
dapat dibandingkan, maka perbandingan
berfikir filsafat dengan spiritual adalah 1: 10. Sejauh-jauh pengembaraan dalam
filsafat, maka anda harus kembali kepadsa spiritual. Untuk mncari tuhan kita
harus mengandalkan hati karena tuhan ada dalam hati bukan pikiran.
Menembus Ruang dan Waktu
Ruang itu dapat
dimisalkan sebagai dimensi satu, dimensi dua, dimensi tiga seperti di dalam
matematika. Dimensi, material, formal, normatif, dan spritual juga adalah
ruang. Tua muda, suami istri juga merupakan ruang. Maka yang ada dan yang
mungkin ada mempunyai dimensi ruang. Berfilsafat itu harus mempunyai keterampilan menembus
ruang-ruang yang ada kalau tidak fisikku maka formalku. Jika dalam menembus,
dikenalnya diri di kampung adalah formal. Waktu ada tiga macam menurut Kant,
yaitu waktu kerurutan, berkelanjutan dan bersatuan. Untuk bisa memahami ruang
kita gunakan waktu, untuk bisa memahami waktu kita gunakan ruang.
Menembus ruang
dan waktu tidak ada subjeknya maka apabila kita beri siapa yang akan menembus
ruang dan waktu maka akan menjadi lebih rinci lagi. Ternyata manusia mempunyai
dimensi yang lengkap, yaitu dimensi material, formal, normatif dan spritual.
Dan karakter menembus ruang dan waktu ternyata mempunyai karakter yang berbeda,
secara material misalnya kita terjun payung maka kita berpindah dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah, secara formal misalnya kenaikan pangkat, secara normatif
misalnya pikiranku bisa menembus ruang dan waktu dengan sekejap pikiranku bisa sampai
dengan cepat di London, Tokyo dsb, apalagi secara spritual karena hukumnya doa
lebih cepat dari pikiran. Menembus ruang dan waktu adalah apa dan siapa apakah dengan
sadar atau tidak sadar.
Secara normatif
bagaimana kita menembus ruang dan waktu? Ada metodologinya, yaitu: pemahaman
kita akan fenomenologi (didalamnya memuat ruang dan waktu) dan pemahaman
fondalisme atau anti fondalisme (intuisi). Femonolgi tokohnya Husserl, di dalam
femonolgi apapun nantinya diterapkan dalam matematika karena hubungannya sangat
dekat. Di dalam femonologi tersebut ada dua macam: idealisasi dan abstraksi.
Idealisasi adalah menganggap sempurna
sifat yang ada, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Abstraksi adalah
kodrat, dipilih atau memilih, atau kegiatan mereduksi (reduksionisme).
Hakekatnya manusia itu reduksionis, dimana kita akan mati saja sudah
ditentukan. Lahir dan mati bagaikan fungsi korespodensi satu-satu, manusia yang
lahir pasti akan mati. Tidak ada manusia yang lahir sekali tapi dalam hidupnya
bisa mati sampai lima kali. Hidup juga kontradiksi, karena pada saat kita
bersifat reduksi maka disaat yang sama kita bersifat melengkapi. Manusia
berusaha untuk melengkapi hidupnya, ilmunya, keluarganya, inilah
sebenar-benarnya kita bersifat kontradiksi. Husserl merasa untuk membuat rumah
yang dinamakan rumah epoke. Ialah rumah untuk tempat bagi semua yang tidak aku
pikirkan, di penjarakan di dalam rumah ini. Inilah filsafat, terdapat rumah
pikiran bukan secara formal. Jadi yang tidak dipikirkan itu adalah sulit, karena
apa yang kita bicarakan maka menjadi subjek yang kita pikirkan dan tidak bisa
disimpan dalam epoke. Yang bisa dimpan di epoke adalah yang tidak kita pikirkan
atau kita abaikan. Manusia tidak bebas dari idealisasi dan abstraksi karena
tanpa keduanya manusia tidak akan bisa hdup. Ketika kita berdoa maka pusatkan
pikiran kita. Penggunaan epoke terdapat material formal yang ada yang
diperlukan. Jika kita ingin membangun matematika, kita harus melengkapi
ilmu-ilmu yang lain. Jika kita belajar segitiga hanya fokus terhadap bentuk dan
pikiran. Maka yang kita pelajari adalah yang ada dann yang mungkin ada. Kita
terapkan rumah epoke kedalam kehidupan sehari-hari, cowok cewek berteman dan
kemudian jadian, sesaat setelahnya sudah harus pandai-pandai untuk memasukkan
ketertarikan dengan yang lainnya ke dalam rumah epoke. Istrimu adalah dirimu
yang lain, suamimu adalah dirimu yg lain. Supaya kita terampil menembus ruang
dan waktu, maka kita perlu pintar-pintar untuk menggunakan rumah epoke.
Pengertian dari the fondasionalism dan
anti fondasionalism. Contoh yang paling penting dalam matematika adalah kaum
formalism (Hilbert). Barang siapa yang menetetapkan permulaan percaya adanya
permulaan, maka dia adalah kaum pondasionalism, karena percaya akan adanya
kausa prima. Sebab dari segala sebab adalah kausa prima bagi seorang
spiritualis. Membangun rumah tangga dengan pondasi ijab qobul. Kesombongan dari
sebuah fondasionalism dapat membuat orang menjadi berantakan. Dalam matematika
terdapat suatu pondasionalism, karena di dalam matematika terdapat suatu
definisi. Sejak
kapan kita bisa membedakan antara tinggi dan rendah, sejak kapan kita bisa
membedakan antara jauh dan dekat. Itulah yang dinamakan intuisi. Kalo anda
tidak bisa menentukan suatu permulaan, itulah juga intuisi. Tidak perlu kita
membicarakan definisi mengenai jauh atau dekat. Manusia mempunyai kemampuan
qualitatif dan quantitatif. Banyak sekali penggunaan matematika yang diajarkan
secara formal menurut fondasionalism, sehingga merusak intuisi matematika. Maka
kita sebagai calon guru di harapkan untuk bisa mengantarkan kembali
intuisi-intuisi yang ada kepada murid-murid kita
Langganan:
Postingan (Atom)