Minggu, 06 November 2011

review 23


DEVELOPING MATHEMATICS EDUCATION IN INDONESIA
By: marsigit
Saat ini studi tentang matematika dan ilmu pendidikan di Indonesia telah indikasi bahwa prestasi anak-anak dalam mata pelajaran matematika dan Ilmu pengetahuan masih rendah, seperti ditunjukkan oleh hasil tahun Meninggalkan Nasional (EBTANAS) Pemeriksaan oleh tahun baik di Sekolah Dasar dan Menengah. Penguasaan anak-anak di Matematika dan konsep Ilmu Pengetahuan dan keterampilan proses Sains cukup memprihatinkan. Penelitian juga menunjukkan ketidakcocokan bahwa di antara tujuan pendidikan, kurikulum, dan sistem evaluasi . sistem pelatihan guru untuk Matematika dan guru Ilmu kurang terorganisir, terintegrasi dan sistemati baik dari segi konten dan manajemen. Di bidang kurikulum, ditemukan bahwa: banyak guru yang masih mengalami kesulitan dalam menganalisis isi dari pedoman untuk program pengajaran (GBPP), sejumlah Matematika dan topik Science dianggap sulit bagi guru untuk mengajar; Kebanyakan anak menganggap Matematika dan Sains sulit untuk mengerti, guru menganggap bahwa mereka membutuhkan pedoman untuk melakukan proses mengajar oleh menggunakan ilmu pendekatan keterampilan proses. Untuk meningkatkan mutu pendidikan (IMSTEP) telah bekerja sejak 1 Oktober 1998. Untuk pertama-empat tahun di sana memiliki banyak kegiatan telah dilakukan di tiga universitas (Universitas Pendidikan Indonesia UPI, Universitas  Negeri Yogyakarta-UNY dan Universitas Negeri Malang-UM). Tujuan dari uji coba adalah untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan di sekolah dengan mencoba beberapa hal yang dikembangkan dalam proyek ini yang langsung berhubungan dengan sekolah. Pemerintah Indonesia juga berusaha untuk menerapkan kurikulum baru "kurikulum berbasis kompeten" untuk pendidikan dasar dan menengah yang secara efektif dimulai pada tahun akademik 2004/2005. Kebijakan ini secara logis akan menyiratkan ke beberapa aspek berikut: program otonomi pendidikan, mengembangkan silabus, meningkatkan kompetensi guru, fasilitas belajar, anggaran pendidikan, memberdayakan masyarakat, sistem evaluasi dan jaminan kualitas.

Tidak ada komentar: