Filsafat merupakan tata cara dalam berpikir. Banyak
hal di dunia ini yang apabila dilakukan terdapat tata cara bagaimana melakukan
hal tersebut. Seperti dalam melakukan ibadah, tentu saja terdapat tuntunan atau tata cara
dalam melakukannya.
Begitu pula dalam berpikir, terdapat adab atau tata cara yang
dapat dipelajari dalam melakukan olah pikir. Jika kita mempelajari tata cara
filsafat sama saja dengan kita sedang berfilsafat.
Filsafat
sendiri mempunyai karakter ultima, yakni
puncak. Puncak berpikir, puncak keadaan, ataupun puncak urusan dunia. Walaupun
terdapat kendala dalam berfilsafat yakni berasal dari keadaan. Karena kehidupan
tidak akan lepas dari keadaan, karena
pentingnya keadaan maka dalam filsafat kehidupan dapat didefinisikan sebagai keadaan.
Sedangkan unsur dari keadaan adalah potensi dan fakta. Artinya dalam menjalani
kehidupan,
manusia mempunyai unsur keadaan
potensi dan fakta. Potensi merupakan suatu keinginan atau cita-cita yang ada
pada diri manusia. Sedangkan fakta merupakan hal yang sudah terjadi atau dialami oleh
manusia. Dalam mempelajari filsafat atau melakukan
filsafat hanya perlu dua macam bekal yaitu berpikir kritis (berlogika) dan pengalaman.
Dalam berfilsafat harus dimulai dari
pemikiran-pemikiran yang sepele, sehingga
dalam berfilsafat tidak perlu menunggu suatu kejadian yang besar. Tetapi letak filsafat bukan seperti karakternya ultima
(tertinggi), diatas filsafat masih ada yang lebih tinggi
lagi yakni spiritual. Maka metode berfilsafat pada hal tertentu sama dengan
metode spiritual dan juga menyangkut metode keilmuan serta menyangkut
metode-metode dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga metode yang digunakan untuk mempelajari filsafat adalah metode
kehidupan karena sesungguhnya filsafat sendiri adalah hidup. Metode hidup
adalah apa yang kita alami dari semenjak lahir sampai sekarang kita menghirup
nafas. Kita pernah menulis, membaca, berjalan, menjelaskan, bertanya, itu semua
adalah metode hidup yang pernah kita alami. objek filsafat adalah
segala yang ada dan yg mungkin ada. segala
yang mungkin ada segala sesuatu yang belum diketahui. Dan segala yang
ada adalah yang
sudah diketahui. sedangkan alat
yang dipakai untuk filsafat adalah bahasa tapi
tidak semua bahasa tetapi yang digunakan
bahasa analog. Analog itu tidak sekedar kiasan. Bisa juga bermakna sindiran.
Untuk mengetahui filsafat lebih kita perlu banyak
pertanyaan, sehingga dalam berfilsafat
adalah mengutarakan banyak pertanyaan. tetapi dalam
berfilsafat juga harus diimbangi dengan
spiritual. Setinggi-tinggi
ilmu, secanggih eknologimu jangan
sampai meninggalkan spiritual. jika
dapat dibandingkan, maka perbandingan
berfikir filsafat dengan spiritual adalah 1: 10. Sejauh-jauh pengembaraan dalam
filsafat, maka anda harus kembali kepadsa spiritual. Untuk mncari tuhan kita
harus mengandalkan hati karena tuhan ada dalam hati bukan pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar